Pages

laporan titrasi pengendapan (penentuan klorida)

Kamis, 08 Oktober 2015



TITRASI PENGENDAPAN
(PENENTUAN KLORIDA)

I.              Tujuan Percobaan
Mahasiswa mampu melakukan standardisasi dan penentuan pada titrasi pengendapan dengan metode Mohr.

II.           Rincian Kerja
1.      Standardisasi larutan AgNO3
2.      Penentuan kadar klorida pada cuplikan

III.        Teori
Titrasi pengendapan merupakan titrasi yang didasarkan pada reaksi pembentukan endapan antara analit dan titran. Terdapat tiga macam titrasi pengendapan yang dibedakan dari indikator yang digunakan :
1.      Metode Mohr
2.      Metode Volhard
3.      Metode Adsorbsi
Pada titrasi yang melibatkan garam-garam perak, ada tiga indicator yang dapat dipergunakan. Metode Mohr menggunakan ion Kromat CrO42- untuk mengendapkan AgCrO4 berwarna coklat. Metode Volhard menggunakan ion Fe3+ untuk membentuk kompleks berwarna dengan ion tiosianat SCN-. Dengan metode Fajans menggunakan “indicator adsorbsi”.
Seperti suatu system asam basa dapat sebagai suatu indicator untuk titrasi asam basa, maka pembentukan endapan dapat juga digunakan sebagai penunjuk akhir titrasi. Pada metode Mohr, yaitu penentuan klorida dengan ion perak dengan indicator ion kromat, penampilan pertama yang tetap dari endapan perak kromat yang berwarna kemerah-merahan dianggap sebagai suatu titik akhir titrasi.
Merupakan hal yang diinginkan bahwa pengendapan indicator dekat pada titik ekuivalen. Perak kromat lebih larut (sekitar 8,5 x 10-5 mol/liter) daripada perak klorida (1 x 10-6 mol/liter). Jika ion perak ditambahkan kepada semua larutan yang mengandung ion klorida dalam konsentrasi yang besar dan ion kromat dalam konsentrasi ion yang kecil, maka perak klorida akan lebih dahulu mengendap membentuk endapan putih, perak kromat baru akan terbentuk setelah konsentrasi ion perak meningkat sampai melampaui harga Kkel perak kromat.
Metode Mohr dapat juga digunakan untuk penentuan ion bromide dengan perak nitrat. Selain itu juga dapat menentukan ion Sianida dalam larutan yang sedikit alkalis.

IV.        Alat yang digunakan
·            Neraca analitis
·           Kaca arloji
·           Erlenmeyer 250 ml
·           Buret 50 ml
·           Pipet ukur 25 ml
·           Pipet volum 10 ml
·           Pipet tetes
·           Labu ukur 50 ml, 250 ml
·           Gelas kimia 250 ml
·           Spatula
·           Bola karet

V.           Gambar Alat (Terlampir)

VI.        Bahan yang digunakan
·           AgNO3 4,25 gr dalam 250 ml
·           Indikator K2CrO4
·           Nacl
·           Cuplikan yang mengandung Cl (KCL dan BaCl2)





VII.     Prosedur percobaan
7.1  Standardisasi larutan baku AgNO3
·         Menimbang 4,25 gr perak nitrat dan ditambahkan air aquadest sampai 250 ml                  dalam labu takar. Jaga jangan sampai terkena sinar matahari.
·         Menimbang dengan teliti tiga cuplikan Natrium Klorida yang murni dan kering seberat 0,20 gr dalam tiga erlen meyer 250 ml.
·         Melarutkan tiap contoh dalam 50 ml air aquadest dan tambahkan 2 ml 0,1 M   Kalium Kromat.
·         Menitrasi cuplikan dengan larutan perak nitrat sampai terjadi perubahan warna menjadi kemerah-merahan.
7.2  Penentuan klorida
·         Menimbang dengan teliti cuplikan KCL dan BaCl2 masing-masing 0,4 gr, larutkan kedalam air sampai 50 ml.
·         Mengambil alikot 10 ml masukkan kedalam erlen meyer 250 ml.
·         Menambahkan tiga tetes indicator kalium kromat.
·         Menitrasikan dengan larutan baku perak nitrat sampai terjadi perubaham warna menjadi kemerah-merahan yang stabil

VIII.  Data pengamatan
8.1 Standardisasi larutan baku/standar AgNO3
No.
Gram analit
(NaCl)
Volume titran
(AgNO3)
Pengamatan
1.
203,8 mg
35 ml
Larutan awalnya bening, setelah ditambahkan kalium kromat 2 ml 0,1 M menjadi berwarna kuning bening. Setelah dititrasi dengan AgNO3 terbentuk endapan dan warna menjadi merah
2.
204,1 mg
34,5 ml
8.2 Penentuan Cl- dengan AgNO3
No.
Volume analit
(NaCl)
Volume titran
(AgNO3)
Pengamatan
1.
25 ml
48,9 ml
Larutan awalnya bening, setelah ditambahkan kalium kromat 2 ml 0,1 M menjadi berwarna kuning bening. Setelah dititrasi dengan AgNO3 terbentuk endapan dan warna menjadi merah
2.

25 ml
48,8 ml

IX.        Perhitungan
9.1 Standardisasi larutan AgNO3
      A.    Normalitas AgNO3 teoritis
Mek analit                      =                      mek titran
Mek NaCl                      =                      mek AgNO3
                                  =          VAgNO3   x   NAgNO3
                   =          34,75 ml     x   NAgNO3
NAgNO3                       =          0,1004 mek/ml
      B.     Penentuan Cl- dengan AgNO3
Mek analit                      =                      mek titran
Mek Cl-                          =                      mek AgNO3
                                        =          VAgNO3   x   NAgNO3
             =          48,85 ml     x   0,1004 mek/ml
mgCl-                          =          173,9149 mg
     



Praktek
% Cl                      =         
                              =         
                              =         
                              =          0,6945 x 100
                              =          69,45%
Teori
% Cl                      =         
                              =         
                              =          0,6390 x 100
                              =          63,90%

% Kesalahan            =         
                                 =         
                              =          8,6854%













X.           Pertanyaan
1.    Apa yang dimaksud dengan Argentometri ?
Jawab : Suatu titrasi yang reaksinya membentuk endapan, semakin kecil kelarutan endapan maka makin sempurna reaksinya sebagai titrasinya menggunakan larutan perak nitrat.
2.    Pada titrasi yang telah Anda lakukan diatas, tuliskan apa yang bertindak sebagai :
-     Standar primer          : Natrium klorida
-     Standar sekunder      : AgNO3
-     Analit                        : Cl-
-     Indikator                   : Kalium kromat (K2CrO4)
3.    Tuliskan titrasi pengendapan yang bukan Argentometri !
Jawab :
No.
Ion yang ditentukan
Titran
Indikator
1.
SO42-
Pb(NO3)2
Pb(NO3)2
Ba(ClO4)2
BaCl2
Ditizon
Eritrosin B
Torin
Alizarin merah S
2.
PO43-
Pb(Ac)2
Pb(Ac)2
Dibromofluorecein
Diklorofluorecein
3.
C2O42-
Pb(Ac)2
Fluorecein
4.
Cl-, Br-
Hg2(NO3)2
Biru Bromfenol











XI .Analisa percobaan

            Dari percobaan yang telah dilakukan didapat analisa sebagai berikut : Sebelum melakukan penentuan kadar klorida pada cuplikan, kita melakukan standardisasi larutan AgNO3  terlebih dahulu. Dalam standardisasi larutan, AgNO3 ditimbang 4,25gram dan dilarutkan dalam 250ml aquadest dalam labu takar dan dimasukkan ke dalam buret sebagai titran. Setelah itu menimbang Natrium Klorida seberat 203,8mg dan 204,1mg. Lalu dilarutkan ke dalam 20ml aquadest dan ditambahkan 3 tetes indicator kalium kromat. Lalu dititrasi dengan larutan perak nitrat sampai terjadi perubahan warna kemerah-merahan yang stabil dan didapat volume titran 35ml dan34,5ml.
            Setelah itu dilakukan penentuan klorida dengan menimbang NH4Cl seberat 1gram dan dilarutkan kedalam 100ml aquadest. Dan diambil 25ml dengan menggunakan pipet ukur yang kemudian dimasukkan ke dalam Erlenmeyer. Lalu ditambahkan 3 tetes indicator kalium kromat dan dititrasi dengan perak nitrat sampai terjadi perubahan warna kemerah-merahan yag stabil dan didapat volume titran 48,9ml dan 48,8ml.

XII. Kesimpulan

Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
Normalitas AgNO3     =          0,1004mek/ml
%Cl- secara teori          =          63,90%
%Cl- secara praktik     =          69,45%
%Kesalahan                =          8,6854%
Mg Cl-                         =          173,9149 mg







Daftar pustaka

Jobsheet. 2013. ”Penuntun Praktikum Kimia Analisis Dasar”. Politeknik Negeri Sriwijaya: Palembang


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS