Pages

Kabut asap di kota rantauan ku.

Jumat, 02 Oktober 2015



Saya memang bukan lahir di kota ini, saya juga bukan besar di sini, kota ini juga bukan kota halaman ku. Tapi kota ini, kota di mana menjadi saksi ku menuntun masa depan ku. Kota ini kota rantauan ku yang akan menentukan masa depan dan apa yang akan terjadi di hari tua ku nanti. Semua perjuangan ku, ku tulis di kota ini. Jembatan ini pun menjadi saksi betapa keras saya mencoba bangkit setelah jatuh kembali. Hampir 3tahun di kota rantauan ku yang menjadi ibukota sumatra selatan, dan hampir setiap tahun melihat jembatan itu hilang tapi masih ada. Entah, mengapa bencana kabut asap ini setiap tahun selalu berulang. Tak bisa di salah kan siapa dan mengapa? Yang hanya bisa di lakukan bertahan di sini, terkadang saya merasa sedih kota rantauan ku berubah menjadi kota yang sedikit menyeramkan karena terkadang siang tak terasa seperti siang. Karena sekarang siang sudah seperti petang. Mungkin jika di liat dr helikopter kota rantauan ku tak terlihat karena awan putih buatan ini menutupi. 
Untuk di dalam ruangan saja adapnya sudah masuk dan sedikit banyak mrngganggu.
Untuk kota rantauan ku yang sekarang sedang berjuang melawan asap nya tetap kuat. Di sini kami tak membutuhkan bantuan makanan, pakaian, atau bahakan uang sekalipun, yang hanya kami butuh kan adalah udara bersih yang sudah sangat kami rindukan. ##savepalembang ##savesumatra. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS