Sifat
asam dan basa senyawa organik
1. Tujuan
percobaan
1. Mengenal
dan memahami sifat – sifat asam dan basa senyawa organik
2. Mengenal
perbedaan tingkat keasaman antara senyawa alifatis dan aromatik
2. Alat
dan bahan yang digunakan
1. Gelas
kimia
2. Kaca
arloji
3. Spatula
4. Pengaduk
5. Kertas
pH
6. Bola
karet
7. Pipet
ukur
8. NaOH
9. Hcl
10. Metanol
11. Kloroform
12. KOH
13. Etanol
14. Heksan
15. Minyak
sayur
3. Dasar
teori
Asam secara umum merupakan senyawa kimia
bila dilarutkan dalam air akan menghasilkan larutan dengan pH lebih kecil dari
7. Asam adalah suatu zat lain atau dapat menerima pasangan elektron bebas dari
suatu basa. Suatu asam bereaksi dengan suatu basa dalam reaksi penetralan untuk
membentuk garam. Asam umumnya berasa asam walaupun demikian mencicipi rasa asam
terutama asam pekat dapat berbahaya dan tidak dianjurkan.
Basa adalah senyawa kimia yang menyerap
ion hydronium ketika dilarutkan dalam air. Garam adalah senyawa ionik yang
terdiri dari ion positif dan ion negatif sehingga membentuk senyawa netral.
Sifat – sifat asam basa menurut suante
arrhenius:
Asam
Rasanya masam, dapat bereaksi dengan
kebanyakan logam membentuk gas merubah lakmus dari biru menjadi merah
menghantarkan arus listrik menghasilkan CO2 apabila direaksikan
dengan karbonat dan bereaksi dengan basa menghasilkan garam dan air.
Basa
Rasanya alkalis licin merubah kertas
lakmus merah menjadi biru menghantarkan arus listrik berekasi dengan basa
menghasilkan garam dan air.
4. Prosedur
kerja
1. Percobaan
pertama pengecekan pH
1. Menyiapkan
zat – zat yang akan diperlukan beserta alat yang digunakan
2. Mengambil
sejumlah pH paper universal dan lakmus sesuai dengan jumlah bahan yang
diperlukan
3. Menetesi
masing – masing bahan
4. Memeriksa
dan mencatat hasilnya
5. Mengulang
sekali lagi
2. Percobaan
kedua tes kelarutan
1. Menyiapkan
2ml minyak goreng kedalam 10 tabung reaksi
2. Menambahkan
senyawa – senyawa yang akan di tes kelarutanyya ( etanol, eter, heksan dan
larutan lainnya)
3. Memeriksa
dan mencatat hasilnya
4. Menambahkan
H2SO4 pada etanol, eter, dan heksan yang telah dicampur minyak tadi
5. Memeriksa
dan mencatat hasilnya
5. Analisa
percobaan
Pada percobaan ini dilakukan tes
kelarutan dan pengecekan pH dengan menggunakan pH universal paper dan kertas
lakmus. Senyawa organik yang dilakukan adalah etanol, butanol, pentanol,
metanol, mempunyai pH 6, etil setat mempunyai pH 5. Dari hasil dapat diketahui
bahwa senyawa organik yang digunakan bersifat asam karena pH lebih kecil dari
7.
Untuk tes kelarutan mencampur senyawa –
senyawa organik dengan minyak. Menggunakan 6 senyawa pada campuran yang tidak
larut minyak berada pada lapisan atas karena massa jenis minyak lebih kecil.
Namun pada senyawa metanol lapisan minyak berada di bawah. Hal ini berarti
massa jenis metanol lebih kecil dibandingkan minyak.
Saat proses penambahan H2SO4 dalam
campuran etanol dan minyak larutan ini terdapat 3 lapisan dimana etanol dan
H2SO4 bercampur menjadi lapisan bawah serta minyak pada lapisan atas.
Pencampuran pada etanol dan H2SO4 larutan ini dapat larut karena sifat dari
etanol dan H2SO4 polar. Pada sampel heksan tidak terjadi pengaruh apapun,
campuran tersebut terbentuk bersifat inert karena senyawa ini sukar melepas
elektron sehingga sulit bereaksi dengan senyawa lain.
6. Kesimpulan
1. Larutan
bersifat asam memiliki pH lebih kecil dari 7
2. Senyawa
organik yang bersifat asam yang larut dalam perlarut non polar adalah
kloroform, pentanol, butanol, etanol, dan dietil eter
7. Daftar
pustaka
Jobsheet.
Satuan proses . politeknik negeri sriwijaya. palembang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar