Pages

laporan sifat asam dan basa senyawa organik

Kamis, 18 Februari 2016



Sifat asam dan basa senyawa organik
1.      Tujuan percobaan
1.      Mengenal dan memahami sifat – sifat asam dan basa senyawa organik
2.      Mengenal perbedaan tingkat keasaman antara senyawa alifatis dan aromatik

2.      Alat dan bahan yang digunakan
1.      Gelas kimia
2.      Kaca arloji
3.      Spatula
4.      Pengaduk
5.      Kertas pH
6.      Bola karet
7.      Pipet ukur
8.      NaOH
9.      Hcl
10.  Metanol
11.  Kloroform
12.  KOH
13.  Etanol
14.  Heksan
15.  Minyak sayur

3.      Dasar teori
       Asam secara umum merupakan senyawa kimia bila dilarutkan dalam air akan menghasilkan larutan dengan pH lebih kecil dari 7. Asam adalah suatu zat lain atau dapat menerima pasangan elektron bebas dari suatu basa. Suatu asam bereaksi dengan suatu basa dalam reaksi penetralan untuk membentuk garam. Asam umumnya berasa asam walaupun demikian mencicipi rasa asam terutama asam pekat dapat berbahaya dan tidak dianjurkan.
      Basa adalah senyawa kimia yang menyerap ion hydronium ketika dilarutkan dalam air. Garam adalah senyawa ionik yang terdiri dari ion positif dan ion negatif sehingga membentuk senyawa netral.
       Sifat – sifat asam basa menurut suante arrhenius:
Asam
       Rasanya masam, dapat bereaksi dengan kebanyakan logam membentuk gas merubah lakmus dari biru menjadi merah menghantarkan arus listrik menghasilkan CO2 apabila direaksikan dengan karbonat dan bereaksi dengan basa menghasilkan garam dan air.
Basa
       Rasanya alkalis licin merubah kertas lakmus merah menjadi biru menghantarkan arus listrik berekasi dengan basa menghasilkan garam dan air.

4.      Prosedur kerja
1.      Percobaan pertama pengecekan pH
1.      Menyiapkan zat – zat yang akan diperlukan beserta alat yang digunakan
2.      Mengambil sejumlah pH paper universal dan lakmus sesuai dengan jumlah bahan yang diperlukan
3.      Menetesi masing – masing bahan
4.      Memeriksa dan mencatat hasilnya
5.      Mengulang sekali lagi

2.      Percobaan kedua tes kelarutan
1.      Menyiapkan 2ml minyak goreng kedalam 10 tabung reaksi
2.      Menambahkan senyawa – senyawa yang akan di tes kelarutanyya ( etanol, eter, heksan dan larutan lainnya)
3.      Memeriksa dan mencatat hasilnya
4.      Menambahkan H2SO4 pada etanol, eter, dan heksan yang telah dicampur minyak tadi
5.      Memeriksa dan mencatat hasilnya

5.      Analisa percobaan
       Pada percobaan ini dilakukan tes kelarutan dan pengecekan pH dengan menggunakan pH universal paper dan kertas lakmus. Senyawa organik yang dilakukan adalah etanol, butanol, pentanol, metanol, mempunyai pH 6, etil setat mempunyai pH 5. Dari hasil dapat diketahui bahwa senyawa organik yang digunakan bersifat asam karena pH lebih kecil dari 7.
       Untuk tes kelarutan mencampur senyawa – senyawa organik dengan minyak. Menggunakan 6 senyawa pada campuran yang tidak larut minyak berada pada lapisan atas karena massa jenis minyak lebih kecil. Namun pada senyawa metanol lapisan minyak berada di bawah. Hal ini berarti massa jenis metanol lebih kecil dibandingkan minyak.
       Saat proses penambahan H2SO4 dalam campuran etanol dan minyak larutan ini terdapat 3 lapisan dimana etanol dan H2SO4 bercampur menjadi lapisan bawah serta minyak pada lapisan atas. Pencampuran pada etanol dan H2SO4 larutan ini dapat larut karena sifat dari etanol dan H2SO4 polar. Pada sampel heksan tidak terjadi pengaruh apapun, campuran tersebut terbentuk bersifat inert karena senyawa ini sukar melepas elektron sehingga sulit bereaksi dengan senyawa lain.

6.      Kesimpulan
1.      Larutan bersifat asam memiliki pH lebih kecil dari 7
2.      Senyawa organik yang bersifat asam yang larut dalam perlarut non polar adalah kloroform, pentanol, butanol, etanol, dan dietil eter

7.      Daftar pustaka
Jobsheet. Satuan proses . politeknik negeri sriwijaya. palembang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS