Pages

laporan pembuatan kompos

Selasa, 02 Februari 2016



Pembuatan kompos
1.      Tujuan percobaan
Membuat pupuk organik dengan menggunakan EM4

2.      Alat dan bahan yang digunakan
1.      Kantong polibag
2.      Termometer
3.      Batang pengaduk
4.      Baskom
5.      Gelas kimia
6.      Pisau
7.      EM4
8.      Sampah dedaun
9.      Pupuk kandang

3.      Dasar teori
            Pengomposan dapat didefinisikan sebagai degradasi biokimia bahan organik menjadi humus. Bentuk sederhana pengomposan dilakukan secara aerobik yang sering menimbulkan gas seperti idol, spatol, dan merkaptan pada suhu rendah. Proses pengomposan secara aerobik membutuhkan oksigen yang cukup dan tidak menghasilkan gas yang berbahaya seperti pada anerobik.
            Proses pengomposan dipengaruhi oleh faktor ligkungan seperti ukuran bahan, kadar air, aerasi, pH, suhu dan perbandingan C dan N. Ukuran partikel yang lebih kecil.  Kadar air yang optimum penting untuk menghasilkan kompos yang baik karena semua mikroorganisme membutuhkan air bagi kelangsungan hidupnya. Air adalah bahan penting protoplasma sel yang berfungsi sebagai pelarut makanan.
            Kompos adalah hasil penguraiian parsial lengkap dari campuran bahan – bahan organik yang dapat dipercepat secara artifikasi oleh populasi berbagai macam mikroba dalam kondisi lingkungan yang hangat, lembap, dan aerobik. Jenis – jenis kompos: kompos cacing, kompos bagase, dan kompos bokashi.
            Manfaat kompos memperbaiki struktur tanah dengan meningkatkan kandungan bahan organik tanah dan akan meningkatkan kemampuan tanah untuk mempertahankan kandungan air tanah, aktivitas mikroba tanah yang bermanfaat bagi tanaman akan meningkat dengan penambahan kompos. Tanaman yang dipupuk dengan kompos juga cenderung lebih baik kualitasnya dari pada tanaman yang dipupuk dengan pupuk kimia.
            Faktor – faktor yang mempengaruhi kompos
1.      Ukuran partikel
      Aktivitas mikroba berada dimana permukaan area dan udara. Permukaan area yang lebih bluas akan meningkatkan kontak antara mikroba dengan bahan dan proses dekomposisi akan berjalan lebih cepat. Ukuran partikel juga menentukan besarnya ruang antar bahan.
2.      Aerasi
      Aerasi secara alami akan terjadi pada saat terjadi peningkatan suhu yang menyebabkan udara hangat keluar dan udara yang lebih dingin masuk ke dalam tumpukan kompos. Aerasi ditentukan oleh porositas dan kandungan air bahan. Apabila aerasi terhambat, maka akan terjadi proses anaerob yang akan menghasilkan bau yang tidak sedap.
3.      Porositas
      Porositas adalah ruang di antara partikel dalam tumpukan kompos. Porositas dihitung dengan mengukur volume rongga dibagi dengan volume total.
4.      Kelembaban
      Kelembaban memegang peranan yang sangat penting dalam proses metabolisme mikroba dan secara tidak langsung berpengaruh pada suplay oksigen.
5.      Temperature
      Panas dihasilkan dari aktivitas mikroba ada hubungan langsung antara peningkatan suatu dengan konsumsi oksigen. Semakin tinggi temperatur akan semakin banyak konsumsi oksigen dan akan semakin cepat pula dekomposisi.
6.      pH
      pH optimum untuk proses pengomposan berkisar antara 6,5 – 7.

4.      Prosedur kerja
1.      EM4 dan tetes tebu / gula dicampur
2.      Menghancurkan sampah kota lalu mencampurkan secara merata dengan pupuk kandang.
3.      Menyiram EM4 ke dalam padatan sehingga merata kemudian ditutup
4.      Setiap 5 jam temperatur operasi dicatat hingga hari ke 5
5.      Bila temperatur diatas 50oC tutup dibuka dan campuran dibolak balik kemudian bagian atas ditutup kembali
6.      Setelah hari ke 6 campuran tersebut telah menjadi pupuk
7.      Menyimpan pupuk dalam kantong / karung plastic yang telah disediakan
8.      Mengamati warna dan tekstur kompos
9.      Analisakan karakteristik kompos dengan mengukur C dan N nya.

5.      Analisa percobaan
            Pada praktikum ini bertujuan untuk membuat kompos dengan menggunakan EM4. Pada percobaan kompos kali ini menggunakan limbah sayur dan EM4. Limbah sayur yang sudah tidak digunakan lagi dipotong – potong.
            Selanjutnya di tambahkan dengan EM4 dan di tambahkan serbuk kayu diaduk hingga rata, ditambahkan pupuk kandang dan diratakan kembali lalu disemprot dengan menggunakan EM4. Selanjutnya dipindahkan kedalam kantong / polibag. Setelah 1minggu diukur pH dengan kertas pH untuk mengetahui kadar pHnya.

6.      Kesimpulan
1.      Kompos adalah hasil pembusukan bahan – bahan organik yang hancur dan menghasilkan tanah yang baru dan mengandung unsur hara yang tinggi yang baik untuk peetumbuhan.
2.      Faktor – faktor yang mempengaruhi pembuatan kompos yaitu: faktor lingkungan, ukuran bahan, bahan yang digunakan, kadar air, aerasi, pH.

7.      Daftar pustaka
            Jobsheet. Praktikum teknologi pengolahan limbah. Politeknik negeri sriwijaya. palembang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS