Pembuatan
kompos
1. Tujuan
percobaan
Membuat
pupuk organik dengan menggunakan EM4
2. Alat
dan bahan yang digunakan
1. Kantong
polibag
2. Termometer
3. Batang
pengaduk
4. Baskom
5. Gelas
kimia
6. Pisau
7. EM4
8. Sampah
dedaun
9. Pupuk
kandang
3. Dasar
teori
Pengomposan dapat didefinisikan
sebagai degradasi biokimia bahan organik menjadi humus. Bentuk sederhana
pengomposan dilakukan secara aerobik yang sering menimbulkan gas seperti idol,
spatol, dan merkaptan pada suhu rendah. Proses pengomposan secara aerobik
membutuhkan oksigen yang cukup dan tidak menghasilkan gas yang berbahaya
seperti pada anerobik.
Proses pengomposan dipengaruhi oleh
faktor ligkungan seperti ukuran bahan, kadar air, aerasi, pH, suhu dan
perbandingan C dan N. Ukuran partikel yang lebih kecil. Kadar air yang optimum penting untuk
menghasilkan kompos yang baik karena semua mikroorganisme membutuhkan air bagi
kelangsungan hidupnya. Air adalah bahan penting protoplasma sel yang berfungsi
sebagai pelarut makanan.
Kompos adalah hasil penguraiian
parsial lengkap dari campuran bahan – bahan organik yang dapat dipercepat
secara artifikasi oleh populasi berbagai macam mikroba dalam kondisi lingkungan
yang hangat, lembap, dan aerobik. Jenis – jenis kompos: kompos cacing, kompos
bagase, dan kompos bokashi.
Manfaat kompos memperbaiki struktur
tanah dengan meningkatkan kandungan bahan organik tanah dan akan meningkatkan
kemampuan tanah untuk mempertahankan kandungan air tanah, aktivitas mikroba
tanah yang bermanfaat bagi tanaman akan meningkat dengan penambahan kompos.
Tanaman yang dipupuk dengan kompos juga cenderung lebih baik kualitasnya dari
pada tanaman yang dipupuk dengan pupuk kimia.
Faktor – faktor yang mempengaruhi
kompos
1. Ukuran
partikel
Aktivitas mikroba berada dimana permukaan area dan udara.
Permukaan area yang lebih bluas akan meningkatkan kontak antara mikroba dengan
bahan dan proses dekomposisi akan berjalan lebih cepat. Ukuran partikel juga
menentukan besarnya ruang antar bahan.
2. Aerasi
Aerasi secara alami akan terjadi pada saat terjadi peningkatan
suhu yang menyebabkan udara hangat keluar dan udara yang lebih dingin masuk ke
dalam tumpukan kompos. Aerasi ditentukan oleh porositas dan kandungan air
bahan. Apabila aerasi terhambat, maka akan terjadi proses anaerob yang akan
menghasilkan bau yang tidak sedap.
3. Porositas
Porositas adalah ruang di antara partikel dalam tumpukan
kompos. Porositas dihitung dengan mengukur volume rongga dibagi dengan volume
total.
4. Kelembaban
Kelembaban memegang peranan yang sangat penting dalam proses
metabolisme mikroba dan secara tidak langsung berpengaruh pada suplay oksigen.
5. Temperature
Panas dihasilkan dari aktivitas mikroba ada hubungan langsung
antara peningkatan suatu dengan konsumsi oksigen. Semakin tinggi temperatur
akan semakin banyak konsumsi oksigen dan akan semakin cepat pula dekomposisi.
6. pH
pH optimum untuk proses pengomposan berkisar antara 6,5 – 7.
4. Prosedur
kerja
1. EM4
dan tetes tebu / gula dicampur
2. Menghancurkan
sampah kota lalu mencampurkan secara merata dengan pupuk kandang.
3. Menyiram
EM4 ke dalam padatan sehingga merata kemudian ditutup
4. Setiap
5 jam temperatur operasi dicatat hingga hari ke 5
5. Bila
temperatur diatas 50oC tutup dibuka dan campuran dibolak balik
kemudian bagian atas ditutup kembali
6. Setelah
hari ke 6 campuran tersebut telah menjadi pupuk
7. Menyimpan
pupuk dalam kantong / karung plastic yang telah disediakan
8. Mengamati
warna dan tekstur kompos
9. Analisakan
karakteristik kompos dengan mengukur C dan N nya.
5. Analisa
percobaan
Pada praktikum ini bertujuan untuk
membuat kompos dengan menggunakan EM4. Pada percobaan kompos kali ini
menggunakan limbah sayur dan EM4. Limbah sayur yang sudah tidak digunakan lagi
dipotong – potong.
Selanjutnya di tambahkan dengan EM4
dan di tambahkan serbuk kayu diaduk hingga rata, ditambahkan pupuk kandang dan
diratakan kembali lalu disemprot dengan menggunakan EM4. Selanjutnya
dipindahkan kedalam kantong / polibag. Setelah 1minggu diukur pH dengan kertas
pH untuk mengetahui kadar pHnya.
6. Kesimpulan
1. Kompos
adalah hasil pembusukan bahan – bahan organik yang hancur dan menghasilkan
tanah yang baru dan mengandung unsur hara yang tinggi yang baik untuk
peetumbuhan.
2. Faktor
– faktor yang mempengaruhi pembuatan kompos yaitu: faktor lingkungan, ukuran
bahan, bahan yang digunakan, kadar air, aerasi, pH.
7. Daftar
pustaka
Jobsheet. Praktikum teknologi
pengolahan limbah. Politeknik negeri sriwijaya. palembang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar