Pengendalian
kontinyu
I.
Tujuan percobaan
a. Mendemonstrasikan
pengendalian secara kontinyu P,PI, PD, dan PID.
b. Mengubah
setting variabel pada proses controller.
II.
Dasar teori
Berlainan dengan mode pengendalian
tidak kontinyu (on/off) yang memberikan harga output dalam keadaan
terputus-putus dan tidak halus = 0% - 100% secara berulang maka mode pengendali
kontinyu memberikan harga output perubahan yang mulus pada setiap perubahan
beban ( erro )
Mode pengendali kontinyu pada
dasarnya dibagi menjadi beberapa jenis yaitu:
1. Mode
pengendali proporsional
2. Mode
pengendali integral
3. Mode
pengendali derivatif
Pada aplikasinya, ketiga mode
pengendali ini sering digunakan untuk meningkatkan hasil pengendali dan
mengurangi kekurangan mode tunggal.
1. Mode
proposional
Merupakan mode perbaikan dari pengendalian dua posisi ( on /
off ) dimana terdapat hubungan garis lurus yang mulus antara output dan error
yang terjadi, pada rentang error di dekat set point. Setiap harga error
mempunyai hubungan linear yang mencakup output. Pengendalian dari 0%-100% yang
disebut pita proporsional ( propotional band ).
Persamaan yang digunakan adalah :
P= Kp. Ep + Po
Pb = 100 / Kp
Dimana :
P = output pengendali
Kp = konstanta proporsional antara
error dan output pengendali
Ep = error persen skala penuh
Po = output pada saat tak terdapat
error
Kelemahan dari mode pengendalian proporsional apabila digunakan
tunggal adalah kecenderungan pengendalian untuk mengalami offset, yaitu error
residu di sekitar daerah offset. Pada keadaan ini ( controller ) pengendali
mengalami gangguan tidak dapat memberikan output yang seharusnya pengendali
hanya memberikan output yang seharusnya pengendalian hanya memberikan output
yang sama walaupun error bertambah.
2. Mode
integral
Sedangkan
mode integral disebut juga mode reset
karena pengendali bergerak dengan cepat mengembalikan beban kembal ke error nol
( set point )
Persamaan dapat ditulis sebagai berikut
:
Dp/dt
= Ki. Ep
Dimana :
Dp/dt = laju perubahan output
pengendali
Ki = konstanta integral
I / Ki = waktu integral
Dengan persaaan untuk
output pegendali :
P = Ki
Pada aplikasinya output controller akan menggerakan elemen
control akhir dengan cepat dan memperkecil error kemudian elemen control akhir
akan memperlambat gerakan dan sistem kemudian membawa error ke nol (re-set)
apabila terdapat proses lag yang besar, error akan berosialisasi si daerah nol
dan menyebabkan sikling yang akan membuat controller jenuh. Mode intgral tidak
digunakan secara tunggal melainkan digabung dengan mode proporsional atau
gabungan ketiganya.
3. Mode
derivatif
Pada mode derivatif, output dari controller tergantung pada
laju perubahan error. Mode ini sering disebut juga mode antisipasi atau mode
laju. Kelemahan mode ini adalah tidak digunakan secara tunggal karena ketika
error = nol atau error = konstan maka output dari controller akan jenuh dan
tidak dapat memberikan output yang sesuai.
Mode derivatif memperbaiki / mempercepat respon terhadap
control dan memberikan efek menstabilkan proses. Respon terhadap laju perubahan
menghasilkan koresi yang berarti sebelum error menjadi semakin besar (
antisipasi error ) terutama untuk sistem control yang perubahan bebannya
terjadi secara tiba – tiba karena mode melawan perubahan – perubahan yang
terjadi dalam output kontroller sehingga efeknya menstabilkan loop terutama dan
meredam osilasi yang terjadi persamaan dapat ditulis sebagai berikut :
P . Kd ( dep / dt ) + Po
Dimana ;
Kd = konstanta derivatif
Dep / dt ; laju perubahan error
4. Mode
gabungan
Mode gabungan adalah mode pengendali yang menggabungkan mode
proporsional dengan mode intgral dan mode derivatif ( PI, PD maupun PID ).
Penggabungan ini menggunakan offset dan memberikan harga keluaran baru saat
offset terjadi. Menstabilkan sistem dan mencegah error konstan. Penggabungan
ini akan menghasilkan pengendalian yang sempurna.
III.
Alat yang digunakan
1. Alat
Pc 10 + trimtool
2. Kabel
penghubung 4 pasang
IV.
Langkah kerja
a.
Pengendalian proporsional sebanding
waktu.
1. Menghidupkan
alat Pc10 dengan baik dan melakukan kalibrasi manual output terhadap voltmeter
dan proses controller ( Pc 10 – 1 ) memasang lampu indicator 24 VAC di soket 24
VAC.
2. Mengubah
pengaturan pada tabel setting di layar proses controller seperti berikut :
Pengaturann
controller
|
Kode
|
Nilai
|
satuan
|
Set point
|
-
|
50
|
%
|
Propotional
band
|
Prop
|
20
|
%
|
Integral time
|
Int
|
0
|
menit
|
Derivatife
time
|
Der
|
0
|
menit
|
Waktu siklus (
cyle time )
|
cY-t
|
10
|
detik
|
Batas daya (
power limit )
|
Pr-l
|
100
|
%
|
Batsan set
point
|
Sp – l
|
100
|
%
|
Rentang (
range )
|
Cs-1
|
-
o 5 8
|
-
|
Aki control (
control action )
|
Cs – 2
|
-
d - -
|
-
|
Mengubah sesuai dengan
harga tabel saja. Kalibrasikan span zero tak perlu dilakukan lagi apabila sudah
mengkalibrasi di awal menghidupkan Pc – 10.
3. Melakukan
penghilangan offset awal ; memutar tombol manual output 4 – 20 mA. Searah jarum
jam hingga tampilan di layar variabel proses 50 % - 12 mA. Menekan tombol F1x
kemudian menekan tombol manual ( bergambar tangan ) hingga lampu kondisi
manual. Mengatur power output ke harga 50% dengan menekan tombol digit dan
menekan tombol F kembali untuk mengaktifkan mode otomatis.
4. Memutar
tombol manual 4 – 20 mA. Berlawanan arah jarum jam ke 4 mA. Pembacaan dilayar
variabel proses akan 0%, tekan tombol F1x mencatat harga power adakan 0% tekan
tombol F1x, mencatat harga power output dilayar digit. Mengamtai lampu
indicator semestinya hidup. ( Pr mestinya 100%, lampu hidup karena Cr2 pada
posisi reverse, terbalik ).
5. Menaikan
input dengan memutar tombol manual searah jarum jam ke 10% pada tampilan
dilayar variabel proses. Menekan F dan mencatat harga power output. Hati – hati
memutar tombol manual perlahan kekanan, jangan mengulang lagi ke kiri karena
akan menyebabkan terjadinya offset.
6. Megulangi
langkah 4 hingga input 100%
7. Mengubah
harga Cy-t pada tabel menjadi 20detik,mengamati waktu hidup dan waktu mati
lampu untuk setiap rentang 20% dari 0 – 100 %
8. Mengubah
Cs- 2 menjadi – d -, menglangi langkah 7
9. Mengubah
power limit (prL) menjadi 50% dan 40% mengamti keadaaan lampu dan hingga Pr.
10. Mengabah
set point limit (Spl) menjadi 50% dan 40%
b.
Proporsional ( penentuan konstanta
proporsional )
1. Melakukan
pengesetan awal pada harga controller setting sama seperti pada percobaan 1
dengan Prop 20%
2. Melakukan
pengambilan data % power output dengan menekan tombol F1x untuk setiap kenaikan
10% dari tombol manual output maksimum 100%
3. Mengubah
Prop menjadi 10% dan mengulangi langkah 2 untuk rentang 5% dari tombol manual
output
4. Mengubah
Prop menjadi 12,5 % mengualangi langkah 5
5. Menggambarkan
grafik konstanta proporsional dan mengamati dari grafik bagaimana respon power
output untuk perubahan input dari manual output.
c.
Proporsional integral
Pada mode ini sudah terdapat mode integral yang akan
menghilangkan offset sehingga tak perlu lagi dilakukan penghilangan offset
seperti pada mode proporsional.
1. Mengubah
setting di controller sebagai berikut :
Pengaturan
controller
|
Kode
|
Nilai
|
satuan
|
Set point
|
-
|
50
|
%
|
Proporsional
band
|
Prop
|
20
|
%
|
Integral time
|
Int
|
0,2
|
menit
|
Derivatif time
|
Der
|
0
|
detik
|
Waktu siklus
(cycle time )
|
Cy-t
|
10
|
%
|
Batas daya
rentang
|
Cs-1
|
-
0 5 8
|
-
|
Batsan set
point
|
Sp – L
|
100
|
%
|
Aksi control
|
Cs – 2
|
-
R - -
|
-
|
2. Memasukan
harga input ke prosesor controller dengan memutar tombol manual secara bertahap
10% dari 0% mencatat power output dengan menekan tombol F1x
3. Mengubah
set point ke 40% mengulangi langkah 3
4. Mengembalikan
set point ke 50% dan mengubah harga integral menjadi 2 menit.
5. Membuat
grafik dengan menggunaka propram excel secara %Pr dan input.
d.
Pengendalian proporsional derivatif
1. Mengubah
setting di controller sebagai berikut
Pengaturan controller
|
Kode
|
Nilai
|
Satuan
|
Set point
|
-
|
50
|
%
|
Proporsional band
|
Prop
|
20
|
%
|
Integral time
|
Int
|
0
|
Mrnit
|
Derivatif time
|
Der
|
6
|
Detik
|
Sycle time
|
Cy-t
|
10
|
Detik
|
Power limit
|
Pr-L
|
100
|
%
|
Set point limit
|
Sp-L
|
100
|
%
|
Control action
|
Cs-2
|
-
R - -
|
-
|
2. Memasukan
harga input ke proses controller dengan memutar tombol manual secara bertahap
10% dari 0%-100%. Mencatat harga output dengan menekan tombol F1x
3. Mengubah
set point ke 50%
e.
Pengendalian PID
1. Mengubah
setting di controller sebagai berikut :
Pengaturan controller
|
Kode
|
Nilai
|
Satuan
|
Set point
|
-
|
50
|
%
|
Proportional band
|
Prop
|
20
|
%
|
Integral time
|
Int
|
0,2
|
Menit
|
Derivatif time
|
Der
|
6
|
Detik
|
Cycle time
|
Cy-t
|
10
|
Detik
|
Power limit
|
Pr-L
|
100
|
%
|
Set point limit
|
Sp-l
|
100
|
%
|
range
|
Cs-1
|
-
0 5 8
|
-
|
Controll action
|
Cs-2
|
-
R - - -
|
-
|
2. Memasukan
harga input ke proses controller dengan mengatur tombol manual secara bertahap
dari 10 % - menjadi 100% mencatat power output dengan menekan tombol F1x
3. Membuat
grafik dengan menggunakan program excel antara %Pr dan input
V.
Data pengamatan
no
|
Prop %
|
Output ( aktual )
|
Output ( teori )
|
|||
Praktik
|
Teori
|
on
|
off
|
on
|
off
|
|
1
|
0
|
0
|
0
|
fully off
|
0
|
fully off
|
2
|
10
|
10
|
1
|
9
|
1
|
9
|
3
|
20
|
20
|
1,14
|
8,6
|
2
|
8
|
4
|
30
|
30
|
3,03
|
6,97
|
3
|
7
|
5
|
40
|
40
|
4,25
|
5,75
|
4
|
6
|
6
|
50
|
50
|
5
|
5
|
5
|
5
|
7
|
60
|
60
|
5,76
|
4,24
|
6
|
4
|
8
|
70
|
70
|
6,76
|
3,34
|
7
|
3
|
9
|
80
|
80
|
8,49
|
1,51
|
8
|
2
|
10
|
90
|
90
|
9,49
|
0,51
|
9
|
1
|
11
|
100
|
100
|
fully on
|
0
|
fully on
|
0
|
VI.
Analisa Percobaan
Praktikum
yang dilakukan ini yaitu : pengendalian proses dengan alat PC10-3 dengan
pengendalian kontinyu. Pada mode pengendalian kontinyu harga output yang di
berikan harus mulus pada setiap error. Sedangkan mode pengendali tak kontinyu (
on/off ) memberikan harga output dalam keadaan terputus – putus.
Langkah
awal yang dilakukan adalah mengkalibrasi alat setelah proses kalibrasi
dilakukan maka melakukan penghilangan offset atau sisa error dengan cara
menekan tombol manual output hingga tampilan layar variabel proses 50%.
Penghilangan offset atau error dilakukan untuk mendapatkan nilai yang akurat
dari instrument. Pada percobaan ini dapat dilihat nilai Pr antara praktikum dan
teorinya tidaklah sama. Hal ini dikarenakan error pada alat yang sudah tidak akurat
lagi.
VII.
Kesimpulan
Dari
percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan :
1.
Semakin besar nilai input maka semakin
besar offset sehingga waktu on yang dihasilkan pada lampu standar indikator
lebih lama.
VIII.
Daftar Pustaka
Jobsheet. Praktikum Pengendalian Proses. Politeknik
Negeri Sriwijaya. Palembang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar